Sebelum ke TKP mari kita baca pendahuluan berikut:
Quote:Apa sih Pemulung?
Pemulung adalah orang yang memungut barang-barang bekas atau sampah tertentu untuk proses daur ulang. Pekerjaan pemulung sering dianggap memiliki konotasi negatif.
Ada dua jenis pemulung : pemulung lepas, yang bekerja sebagai swausaha, dan pemulung yang tergantung pada seorang bandar yang meminjamkan uang ke mereka dan memotong uang pinjaman tersebut saat membeli barang dari pemulung. Pemulung berbandar hanya boleh menjual barangnya ke bandar. Tidak jarang bandar memberi pemondokan kepada pemulung, biasanya di atas tanah yang didiami bandar, atau di mana terletak tempat penampungan barangnya.
Spoiler for WAOWPemulung merupakan mata rantai pertama dari industri daur ulang.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pemulung
Quote:Nah dari kalimat "Pekerjaan pemulung sering dianggap memiliki konotasi negatif."
Menurut ane memang benar sih gan, pemulung itu selalu berkonotasi negatir dikarenakan pemulung (ada atau sebagian) yang mengambil barang yang masih layak pakai tanpa izin pemiliknya (pengalaman ane sepeda ilang )
Quote:Nah disamping itu apa sih yang terjadi bila tidak adanya pemulung di Indonesia khususnya Jakarta (yang rame bgt pemulungnya)
DISIMAK YAA!!!
Spoiler for PertamaQuote:Meningkatnya kapasitas sampah yang terjadi dilingkungan
Karena pemulung itu mengambil sebagian dari total sampah (menurut ane 10% dari total sampah) seperti aqua gelas maupun botol, plastik, kaleng, koran dan lain lainnya yang masih bisa untuk di daur ulang.
Spoiler for KeduaQuote:Bertambahnya bibit penyakit dilingkungan masyarakat
Dimanapun pemulung berada pasti pemulung mencari barang/sampang yang bisa didaur ulang dan dimanapun tempatnya baik itu diselokan maupun dijurang pemulung akan mengambilnya.
Jika tidak ada pemulung, sampah sampah yang ada di selokan masyarakat akan bertambah selain itu juga banyaknya genangan air dari gelas aqua maupun botol dan kaleng yang bisa menyebarkan bibit penyakit (khususnya penyakit dari nyamuk).. dikarenakan semua itu kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya
Spoiler for KetigaQuote:Mahalnya harga barang seperti gelas plastik (ane gatau gan sebutannya apa)
Nah gan selain itu mahalnya harga barang (yang dibuat dari proses daur ulang) karena tidak adanya PROFESI PEMULUNG yang mengumpulkan barang untuk didaur ulang. Harganya mahal karena industri harus membuat gelas plastik yang baru tiap produksinya dikarenakan hal tsb
Quote:BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA AGAR PEMULUNG LEBIH MUDAH MENCARI SAMPAH YANG BISA DIDAUR ULANG
Spoiler for (KISAH NYATA) Saat seorang pemulung lebih jujur dari para pejabat Indonesia
Atta Verin, seorang warga Bandung, menceritakan kisah seorang pemulung jujur yang ditemuinya di Jl Cicalengka Raya, Antapani. Pemulung itu menggedor-gedor pintu gerbang sebuah rumah berjam-jam. Ada sebuah tas plastik di tangannya.
"Keresek ini berisi dua potong baju bagus baru beli masih ada bandrolnya dan kereseknya masih di-hekter. Saya pemulung, tuh gerobak saya. Keresek ini ada di tempat sampah rumah ini, tapi saya tidak bisa mengambilnya. Yang punya rumah ini pasti sudah salah membuang keresek ini. Mungkin dikira sampah, padahal ini baju baru!" kata Verin menirukan ucapan pemulung itu.
Verin terharu. Lalu membantunya menggedor-gedor pagar rumah itu. Tapi setelah 5 menit tak ada yang membukakan pintu. Tidak ada orang di rumah itu.
"Lemparkan saja kereseknya di dalam halamannya, usul saya. Tapi dia bilang jangan, nanti ada yang ngambil! Kasihan yang punya-nya, ini baju baru banget, Neng!" kata Verin, Pembina Pramuka yang baru mendapatkan Messengers of Peace Heroes Award di Arab Saudi ini saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (25/10).
Verin berkenalan dengan pemulung tersebut. Dia mengaku bernama Nengsih. Tetapi lebih dikenal sebagai Ecih Keresek. Kejujuran Nengsih suatu hal yang langka. Kemiskinan tidak membuat Nengsih menjadi pencuri.
Ironisnya, di Indonesia justru para pejabat yang terus mencuri uang rakyat. Dari tingkat kepala desa hingga pejabat setaraf menteri.
Kemarin Kejaksaan Negeri Jakarta Timur menahan Lurah Pulogadung Tema Yuliman. Dia diduga korupsi dana kelurahan hingga Rp 620 juta, termasuk pengadaan tong sampah, posyandu, bahkan tanaman hias. Sebelumnya Lurah Ceger Fanda Fadly Lubis lebih dulu ditangkap Kejari dengan modus yang sama. Dana gerakan sayang ibu saja ditilep.
Di tingkat yang lebih tinggi daftar korupsi makin beragam. Kasus Hambalang, Simulator SIM, mafia pajak, sampai impor daging sapi juga tak lepas dari permainan kotor. Di Indonesia, rasanya apa saja dikorupsi. Bibit ikan lele, baju koko, kain sarung, hingga Alquran, tega dikorupsi juga.
Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah Musni Umar pernah mengungkapkan kekecewaannya saat semua hal di Indonesia tak lepas dari korupsi.
"Ini luar biasa memprihatinkan. Korupsi sudah masuk ke semua lini," ujar Sosiolog UIN Syarif Hidayatullah, Musni Umar kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.
Musni tidak habis pikir bagaimana bisa untuk hal keagamaan saja, pejabat melakukan korupsi. Menurutnya hal-hal semacam ini membuat masyarakat Indonesia kehilangan harapan. Hukum dan ekonomi di Indonesia memang tidak pernah memihak orang kecil.
Maka kisah seperti Ecih Keresek atau Mak Yati, si pemulung yang berkurban, menjadi teladan yang langka. Di tengah para penipu yang mencuri uang rakyat, justru rakyat kecil yang memberikan teladan.
Tak malukah para pejabat?
Mungkin tidak, karena mereka sibuk nikah siri dengan penyanyi dangdut. Atau tertangkap KPK saat sedang berduaan dengan wanita cantik di hotel setelah menerima uang suap. Tak jauh dari sana, kaum miskin meratap kelaparan.
Maka terpujilah Mohammad Hatta , Wapres yang hidup sederhana. Jenderal Hoegeng yang melemparkan barang suap ke luar rumah. Atau Mohammad Natsir, sang perdana menteri dengan jas bertambal. Membaca kisah mereka bak mendengar kisah di negeri dongeng. Teladan kejujuran yang langka.
Pada siapa rakyat kecil kini bisa berharap?
Spoiler for Kita kalah dengan Pemulung ini!Wahyu Samudra, lahir dari keluarga miskin di sebuah desa pedalaman Surabaya, la biasa dipanggil Wahyu. Kondisi keluarga yang miskin membuatnya tidak memiliki pendidikan sekolah yang memadai, la hanya mampu menamatkan sekolah
Wahyu Samudra, lahir dari keluarga miskin di sebuah desa pedalaman Surabaya, la biasa dipanggil Wahyu. Kondisi keluarga yang miskin membuatnya tidak memiliki pendidikan sekolah yang memadai, la hanya mampu menamatkan sekolah hingga tingkat SMP saja. Hal ini masih beruntung dari dibandingkan beberapa teman lainnya yang sama sekali tidak bisa sekolah.
Wahyu sangat sedih, karena ia tahu tidak bisa melanjutkan sekolahnya, yang ia cita-citakan ke jenjang yang lebih tinggi. Di usianya yang masih sangat muda, ia justru harus kehilangan kedua orang tuanya yang meninggal dunia. Maka, sejak itulah, Wahyu menjadi anak yang tidak hanya kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya, tetapi juga tidak mendapatkan akses biaya untuk melanjutkan sekolahnya, sebuah keadaan yang tidak diinginkan oleh setiap anak, apalagi pada saat itu ia masih belum stabil.
Wahyu tidak mempunyai pilihan agar ia bisa tetap hidup, terpaksa ia ikut orang merantau ke beberapa kota, meskipun tugasnya hanyalah menjadi kacung. Mungkin tidak tahan terus-menerus selalu disuruh-suruh, ia memilih pulang ke kampung halamannya. Setelah pulang kembali ke kampung halamannya, ia memilih profesi menjadi seorang pemulung. Mungkin itulah satu-satunya pekerjaan yang menurutnya pantas dilakukan oleh orang miskin seperti dirinya. Tidak mungkin ia berharap mendapat pekerjaan yang lebih baik mengingat dirinya hanyalah anak lulusan SMP.
Rumahnya yang berada di kawasan kumuh, dan hanya berjarak sekitar 600 meter dari tempat pembuangan sampah, menjadi alasan yang logis bagi Wahyu untuk melakoni pekerjaan itu. Maka, sejak hari itu ia memulai pekerjaannya sebagai pemulung.
Keseharian Wahyu sebagai pemulung adalah mengais sampah, mengumpulkan barang bekas lainnya, seperti plastik, kardus, dan beberapa barang bekas lainnya yang bisa ia manfaatkan. Dengan penuh ketekunan dan kesabaran sembari ia berharap dari pekerjaan itulah ia dapat mengais rezeki dari Allah Swt. Setelah terkumpul, ia lalu menjualnya ke pengepul. Begitulah kehidupan Wahyu. Ada sedikit kelegaan karena dengan demikian, ia bisa bertanggung jawab terhadap kehidupannya.
Waktu berjalan begitu cepat. Roda kehidupan terus berputar menyeret berbagai misteri yang tidak dapat di tebak oleh manusia. Wahyu adalah bagian dari perjalanan waktu tersebut. Meskipun bekerja sebagai seorang pemulung, ia tidak pernah mengeluh, putus asa, dan tak lelah berdoa.
Sebisa mungkin ia berusaha menguatkan imannya, menjaga ibadahnya, dan yang tak kalah penting ia amalkan ialah shalat Taubat. Ya, shalat Taubat mengiringi perjalanan Wahyu.
Lalu apa yang terjadi pada Wahyu kemudian? Subhanallah, Roda kehidupan Wahyu yang berjalan menuju perubahan itu lambat laun mulai terasa, tepatnya ia berkenalan di dunia bisnis kecil-kecilan pada tahun 1994. Terlepas dari berbagai kelebihan dan kekurangan, dengan segala perjuangan keras yang Wahyu lakukan untuk merintis bisnis ini, yang jelas Wahyu bisnis yang ditekuni bisa memberikan penghasilan yang sangat baik bagi Wahyu. Bahkan, lebih dari yang ia bayangkan.
Setelah yakin dengan pilihannya, Wahyu pun terjun dengan total dalam bisnis. la ikut berbagai macam training yang bisa memberikan banyak ilmu untuk bisnisnya. Dari mengikuti training itulah, muncul keyakinan kuat dalam diri Wahyu. Meskipun demikian, ia tidak pernah melupakan kebiasaannya melakukan shalat Taubat.
Sedikit demi sedikit, semua yang Wahyu lakukan mulai menampakkan hasil yang gemilang. Jika pada awainya ia hanya membuka satu warung (bisnis kelontong), saat ini telah membuka dua sekaligus, bahkan ia membutuhkan 2 karyawan karena tidak bisa menjalankan bisnisnya sendiri. Setelah itu, ia membuka dua warung lagi. Meskipun tergolong bisnis kecil-kecilan, tetapi 5 unit warung yang telah menjadi bukti perkembangan bisnis Wahyu.
Puncaknya, Wahyu berinisiatif untuk membuat sebuah mini market dan swalayan. Dengan kerja keras dan doa yang selalu "menggema" dalam hatinya, ia memberanikan diri untuk membuka mini market dengan sebagian modal pinjaman dari bank. Akhirnya,terwujudlah"Swalayan Wahyu" yang menjadi satu-satunya swalayan terlengkap dan besar di sekitar kecamatan tempat ia tinggal. Subhanallah!
Spoiler for Melihat sisi positif pemulung!
pertama Pemulung itu rajin loh, bayangkan jam 4 pagi sudah bekerja. kalo saya jam segitu masih nyenyak meluk bantal..hehehe^^
kedua Pemulung ternyata kebal sama penyakit, kita sering berpikir kalo kerja ditempat jorok kaya gitu rawan penyakit. Tetapi tidak juga, justru mereka menjadi kebal sama penyakit. Jadi kalo mo kebal dari penyakit jadi pemulung aja..wkwkwk :P
ketiga Pemulung itu teliti, coba bayangin mereka itu teliti memilih sampah mana yg mereka harus ambil. Beda sama saya yg suka ceroboh..hehehe :P
keempat Pemulung itu pahlawan tanpa tanda jasa, kok bisa?? Menurut saya mereka tu pahlawan, disaat kita males memilah-milah sampah, mereka memilah sampah organik sama yg non-organik. Tapi emang yang diambil yg non-organik itu pun yg bisa dijual. Jadi bingung saya..hehehe^^
Udah dulu yaa gan nanti dilanjutin, yaa kalo berkenan agan atau aganwati yang bisa nambahin.. silahkan
Ane minta yaa gan kalo belom ISO boleh
TERIMA KASIH
Spoiler for Comment kaskuser!Quote:Original Posted By krnwn_indigoâ–º
Gal ada yang milah" sampah gan, tapi kadang juga bisa buat sampah berantakan.
Quote:Original Posted By kicker.start â–º
hmm sampah makin berserakan mungkin gan
Quote:Original Posted By ularpiton â–º
Sampahnya mungkin akan smakin banyak gan
dan botol plastik bakal ada dimana-mana tuh
ga ada yang ambilin soalnya
Quote:Original Posted By DECEGLIE11 â–º
klo yg pernah saya liat depan rmh ane sih, pemulung biasanya ngacak2 tong sampah trus dia hanya ngambil barang bekas/sampah yang masih ada harganya, trus yg laen ditinggal alias berserakan gak diberesin lagi, tapi ane yakin gak semua pemulung gitu, klo gak ada mereka pasti akan lebih banyak sampah yg gak kedaur ulang, klo cuma ngandelin petugas kebersihan berapa banyak sih SDM nya pastinya akan kewalahan dengan sampah ibu kota yg segambreng itu, intinya keberadaan mereka bermanfaat.
Quote:Original Posted By abaweani â–º
bakalan menggunung deh sampah-sampah gan. namun ane juga kesal karena pemulung di jakarta juga merangkap sebagai maling
Quote:Original Posted By bimoduper â–º
Pemulung ga pantes disebut tukang sampah gan. Yang bener itu tukang pembersih sampah
Quote:Original Posted By bossburung â–º
Pemulung sebenarnya membantu dalam kebersihan, selama tidak melenceng dari niatnya saja
Quote:Original Posted By le.kemuel â–º
say thanks for pemulung di jakarta...
klo ga ada mreka bisa jadi lautan sampah..
STOP BUANG SAMPAH SEMBARANGAN PEOPLE!
Spoiler for Pengalaman kaskuser karena DoiQuote:Original Posted By ubannnosâ–º
ini khusus pemulung yang baik, tapi kalo pemulung yang menyalah gunakan pangkat dan jabatan mereka? nyolongin pot taneman depan rumah ane mulu gan
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/54af2f261cbfaa6c7d8b456f
Judul : apakah yang terjadi jika tidak ada pemulung dijakarta
Deskripsi : Sebelum ke TKP mari kita baca pendahuluan berikut: Quote: Apa sih Pemulung? Pemulung adalah orang yang memungut barang-barang bekas atau s...